Post by Admin on Feb 5, 2016 4:00:07 GMT 7
Terjemahan yang Akurat dan Terbaca Wajar
Oleh: Indra Listyo
Penerjemah Bersumpah, Bersertifikasi NAATI dan HPI, Juru Bahasa Profesional
[Bahasa Indonesia - Bahasa Inggris]
Oleh: Indra Listyo
Penerjemah Bersumpah, Bersertifikasi NAATI dan HPI, Juru Bahasa Profesional
[Bahasa Indonesia - Bahasa Inggris]
Tantangan yang dihadapi oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks dokumen bisnis dan hukum secara umum tidak terlalu berbeda dengan teks-teks lainnya. Menerjemahkan pada dasarnya [adalah] mengalihkan pesan yang disampaikan dalam teks bahasa sumber ke teks bahasa sasaran. Intinya pesannya harus dijaga agar maksudnya sama dan ditulis dengan menggunaka teks bahasa sasaran. Intinya pesannya harus dijaga agar maksudnya sama dan ditulis dengan menggunakan tata bahasa dan pilihan kata yang wajar dalam bahasa sasaran.
Memang harus diakui bahwa untuk menghasilkan teks terjemahan seperti tersebut di atas secara konsisten bukan perkara mudah, apalagi penerjemah harus menyelesaikannya di bawah tekanan tenggat waktu yang sangat ketat. Dalam praktiknya, terkadang seorang penerjemah berhasil menerjemahkan sebagian teks secara akurat dan wajar (terbaca dengan wajar) dan terkadang terlalu harfiah untuk beberapa bagian teks lainnya, sehingga kurang "nyaman" untuk dibaca. Hal ini tidak terlepas dari keunikan kendala yang berasal dari teks sumber dan tingkat kompetensi penerjemah itu sendiri.
Menghasilkan terjemahan yang akurat dan terbaca wajar merupakan tujuan utama dari seorang penerjemah profesional. Penerjemah sendiri harus dapat memastikan bahwa dirinya telah melakukan pemeriksaan hasil terjemahannya sesuai kemampuan terbaiknya. Hasil terjemahan yang tidak akurat dan tidak terbaca wajar tidak saja akan mengecewakan klien tapi juga bisa berdampak pada berakhirnya hubungan kerja antara klien dan penerjemah. Di mata klien, hasil terjemahan yang tidak berhasil mengkomunikasikan pesan teks bahasa sumber ke dalam teks bahasa sasaran bisa dikatakan kurang ada nilainya.
Akurasi terkait dengan kesepadanan pesan/maksud dari apa yang sedang diterjemahkan. Untuk memperoleh padanan yang tepat, penerjemah dapat menerapkan berbagai strategi tanpa terbebani keharusan untuk menghasilkan satu kata satu padanan. Contoh, demi memperoleh padanan yang akurat, padanan suatu kata bisa lebih panjang atau lebih pendek.
Aspek kedua adalah yang terkait dengan tingkat keterbacaan yang wajar. Teks terjemahan yang baik harus dapat terbaca dengan wajar. Teks terjemahan harus ditulis dengan mengikuti tata bahasa yang baik dan benar dalam bahasa sasaran dan pilihan padanan kata atau istilah juga harus wajar dan umum di bidang yang bersangkutan sehingga pembaca teks terjemahan bisa merasakan bahwa seolah-olah dirinya sedang membaca teks aslinya.
Secara umum sebelum menyerahkan hasil terjemahan, penerjemah harus memastikan bahwa teks terjemahannya akurat dan terbaca wajar. Pengecekan bisa dilakukan pada level kata, frasa, anak kalimat, dan kalimat.
Memang harus diakui bahwa untuk menghasilkan teks terjemahan seperti tersebut di atas secara konsisten bukan perkara mudah, apalagi penerjemah harus menyelesaikannya di bawah tekanan tenggat waktu yang sangat ketat. Dalam praktiknya, terkadang seorang penerjemah berhasil menerjemahkan sebagian teks secara akurat dan wajar (terbaca dengan wajar) dan terkadang terlalu harfiah untuk beberapa bagian teks lainnya, sehingga kurang "nyaman" untuk dibaca. Hal ini tidak terlepas dari keunikan kendala yang berasal dari teks sumber dan tingkat kompetensi penerjemah itu sendiri.
Menghasilkan terjemahan yang akurat dan terbaca wajar merupakan tujuan utama dari seorang penerjemah profesional. Penerjemah sendiri harus dapat memastikan bahwa dirinya telah melakukan pemeriksaan hasil terjemahannya sesuai kemampuan terbaiknya. Hasil terjemahan yang tidak akurat dan tidak terbaca wajar tidak saja akan mengecewakan klien tapi juga bisa berdampak pada berakhirnya hubungan kerja antara klien dan penerjemah. Di mata klien, hasil terjemahan yang tidak berhasil mengkomunikasikan pesan teks bahasa sumber ke dalam teks bahasa sasaran bisa dikatakan kurang ada nilainya.
Akurasi terkait dengan kesepadanan pesan/maksud dari apa yang sedang diterjemahkan. Untuk memperoleh padanan yang tepat, penerjemah dapat menerapkan berbagai strategi tanpa terbebani keharusan untuk menghasilkan satu kata satu padanan. Contoh, demi memperoleh padanan yang akurat, padanan suatu kata bisa lebih panjang atau lebih pendek.
Aspek kedua adalah yang terkait dengan tingkat keterbacaan yang wajar. Teks terjemahan yang baik harus dapat terbaca dengan wajar. Teks terjemahan harus ditulis dengan mengikuti tata bahasa yang baik dan benar dalam bahasa sasaran dan pilihan padanan kata atau istilah juga harus wajar dan umum di bidang yang bersangkutan sehingga pembaca teks terjemahan bisa merasakan bahwa seolah-olah dirinya sedang membaca teks aslinya.
Secara umum sebelum menyerahkan hasil terjemahan, penerjemah harus memastikan bahwa teks terjemahannya akurat dan terbaca wajar. Pengecekan bisa dilakukan pada level kata, frasa, anak kalimat, dan kalimat.